Definisi Akal
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal (Ulil Albab)”.
QS. Al-Baqarah(2):163-164
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda
gurau belaka (maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya
sebentar dan tidak kekal, janganlah orang terpedaya dengan
kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan
akhirat). Dan sungguh kampung akhirat lebih baik bagi orang-orang yang
bertaqwa. Maka tidakkah kamu berakal”.
QS. Al-An’aam(6):32
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami dulu mendengarkan
(nasma’u=sam’a) atau memikirkan (na’qilu=naql) niscaya tidaklah kami
termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.”
QS. Al-Mulk(67):10
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jagalah hafalan
al-Qur’an kalian, karena ia lebih cepat hilang dari dada seseorang
daripada onta dari tali pengikatnya (aqlahaa=iqaal)”.
Mutafaqun ‘alaihi
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Akal adalah syarat mengenal
ilmu dan kesempurnaan amalan yang baik. Dengan akal ilmu dan amal
menjadi sempurna”.
Majalah As-Sunnah, Edisi:02/UI/1423H/2992M
“Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai qolbu yang dengan itu mereka dapat berakal,...”.
QS. Al-Hajj(22):46
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan
syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan qolbu”.
QS. Al-Hajj(22):32
“Dan nafsu (jiwa) serta penyempurnaannya (penciptaannya). Maka Allah
mengilhamkan kepada nafsu itu (jalan) kefujuran (fujur) dan ketaqwaan
(taqwa). Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya (suci). Dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (kotor).”
QS. Asy-Syams(91):7-10
"Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buatkan untuk manusia, dan
tiada yang dapat mengerti (ya'qiluha) kecuali orang-orang yang berilmu".
QS. Al-Ankabuut(29):43
Dari dalil-dalil tersebut diatas dapat disimpulkan:
“Akal adalah salah satu komponen pada diri manusia, yang difungsikan
oleh qolbu, berfungsi menjaga dan mengelola ilmu untuk mendapatkan
pengertian tentang kejadian-kejadian pada awal kehidupan, kehidupan
sebelumnya, kehidupan sekarang dan kehidupan akhirat. Sehingga
menjadikannya bertaqwa”.
“ Ilmu itu sendiri diperoleh melalui kerjasama dengan potensi sam’a, abshor, dan fuad”.
Perhatikanlah runtunan ayat-ayat dibawah ini:
Awal Kehidupan:
(20) “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
kamu dari tanah, kemudian kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
Berfikir Realistis berdasarkan Fakta:
(21) Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Ilmu yang Nyata:
(22) Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berilmu.
Ketentuan Proses yang Tetap Kepastiannya dari waktu ke waktu:
(23) Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu
malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi orang yang mendengar.
Sistem Kehidupan yang Terpelihara Ketetapannya, membawa kepada Cahaya Kebenaran
(24) Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia memperlihatkan
kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia
menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu
sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.
Menghasilkan Keimanan kepada Allah dan Hari Akhir:
(25) Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit
dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali
panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu ke luar (dari kubur).
Dan semuanya Tunduk pada-Nya:
(26) Dan kepada-Nya-lah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk.
Logika Sistem Kehidupan yang pasti Ketetapannya:
(27) Dan Dia-lah yang menciptakan (segala sesuatu) dari permulaan,
kemudian mengembalikan (menghidupkan)-nya kembali, dan menghidupkan
kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya-lah sifat yang
Maha Tinggi di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Logika Hubungan dan Kemiripan Sistem Kehidupan yang pasti Ketetapannya:
(28) Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari nafsu-mu sendiri. Apakah
ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu
bagimu dalam (memiliki) rizki yang telah Kami berikan kepadamu, maka
kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rizki itu, kamu takut
kepada mereka sebagaimana kamu takut pada dirimu sendiri? Demikianlah
Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.
Hawa (Hawa Nafsu) harus dikendalikan Ilmu (Wahyu) agar tetap berada pada petunjuk-Nya:
(29) Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa (hawa nafsu)-nya
tanpa ilmu, maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah
disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.
Ilmu (petunjuk) menghasilkan Agama (prosedur, tata-cara, aturan) sesuai fitrah Allah:
(30) Maka Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah),
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Diwujudkan dalam bentuk aktifitas yang baku (Standar Amal Shaleh) dan ikhlas:
(31) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertawakalah kepada-Nya
serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah.
Semuanya di jalankan Secara Menyeluruh dan Terintegrasi dalam bingkai ke-Esa-an Allah, Jika tidak demikian akan terpecah belah:
(32) yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka
menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka.
QS. Ar-Ruum(30):20-32
2. Fungsi Akal
a. Mengerti Tentang Allah
“Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada diantara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu berakal”.
QS. Asy-Syu’araa’(26):28
“Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah
sesuatu yang tidak dapat memberi manfa’at sedikitpun dan tidak (pula)
memberi mudharat kepada kamu?
Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak berakal?”.
QS. Al-Anbiyaa’(21):66-67
“Bahkan mereka mengambil pemberi syafa’at selain Allah. Katakanlah:
“Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki
sesuatupun dan tidak berakal”.
QS. Az-Zumar(39):43-44
b. Bertaqwa
“.., Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah
taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”.
QS. Al-Baqarah(2):197
“..., Dan sungguh kampung akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu berakal”.
QS. Al-An’aam(6):32
c. Beriman
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak berakal”.
QS. Yunus(10):100
“Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah
Tuhan mereka dan Rasul-Rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu
dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang
mengerikan. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya,
dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar. Allah
menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertaqwalah kepada Allah
hai orang-orang yang mempunyai akal (Ulil Albab), (yaitu) orang-orang
yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu”.
QS. Ath-Thalaaq(63):8-10
d. Mengikuti Wahyu (Al-Qur’an)
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata,
orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata:
“Datangkanlah Al-Qur’an yang lain dari ini atau gantilah dia”.
Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku. Aku
tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku
takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat).
Katakanlah: “Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak (pula)
memberitahukannya kepadamu”. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu
beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kamu tidak berakal”.
QS. Yunus(10):15-16
“Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang nyata
(dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan
berbahasa Arab, agar kamu berakal”.
QS. Yusuf(12):1-2
“(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan
supaya mereka diberi peringatan dengan dia, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Tuhan Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal
mengambil pelajaran”.
QS. Ibrahim(14):52
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang
didalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tidak
berakal”.
QS. Al-Anbiyaa’(21):10
e. Mengikuti Sunnah (tidak berakal menyebabkan tidak mengikuti sunnah)
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi
Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji qolbu mereka oleh
Allah untuk bertaqwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu)
kebanyakan mereka tidak berakal”.
QS. Al-Hujuraat(49):4-5
f. Melakukan Kebaktian/Kebajikan (Al-Birr)
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian/kebajikan,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban)-mu sendiri, padahal kamu membaca
Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berakal?”.
QS. Al-Baqarah(2):44
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah
orang-orang yang berakal (Ulil Albab) saja yang dapat mengambil
pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak
merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang
Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya
dan takut akan hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena
mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
rizki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau
terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kabaikan; orang-orang
itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) syurga ‘Adn
yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh
dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang
malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum, Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu”.
QS. Ar-Ra’d(13):19-24
g. Berilmu (Logika Berfikir dan Kerangka Berfikir)
“Hai Ahli Kitab mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim,
padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim.
Apakah kamu tidak berakal?.
Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal
yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang
tidak kamu ketahui?, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.
QS. Ali’Imran(3):65-66
Logika dan kerangka berfikir dibingkai dengan Ilmu Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah)
h. Persatuan Umat (tidak berakal menyebabkan pecah belah)
“Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali
dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan
antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu
sedang qolbu mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena
sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak berakal”.
QS. Al-Hasyr(59):14
i. Mampu Berhujjah
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka
berkata: “Kamipun telah beriman”, tetapi apabila mereka berada sesama
mereka saja, lalu mereka berkata: “Apakah kamu menceritakan kepada
mereka apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian
mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu, tidakkah kamu
berakal?”.
QS. Al-Baqarah(2):76
j. Mengerti Tentang Kejadian Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Datang
“Dan sungguh kampung akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu berakal”.
QS. Al-An’aam(6):32
“Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang
Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidakkah
mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan
orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya
kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka
tidakkah kamu berakal?
..., Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal”.
QS. Yusuf(12):109-111
“Dan Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang
(mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak berakal”.
QS. Al-Mu’minuun(23):80
“Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa
banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka
berjalan ( di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berakal (ulin Nuha)”.
QS. Thaahaa(20):128
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk
kota ini karena mereka berbuat fasik. Dan sesungguhnya Kami tinggalkan
dari padanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal". QS.
Al-Ankabuut(29):34-35
k. Memberdayakan Potensi Sam’a, Abshor, dan Fuad
“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. Apakah kamu
dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak
berakal”.
QS. Yunus(10):42
“..., mereka itu tuli, bisu, buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak berakal”.
QS. Al-Baqarah(2):171
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi
Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak berakal”.
QS. Al-Anfal(8):22
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran
(sam’a), penglihatan (abshor), dan fuad. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
Dan Dia-lah yang menciptakan serta mengembang biakan kamu di bumi ini dan kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.
Dan Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia-lah yang
(mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak berakal”.
QS. Al-Mu’minuun(23):78-80
l. Mengenal Syaithon
“Sesungguhnya syaithon itu telah menyesatkan sebagian besar diantaramu. Maka apakah kamu tidak berakal”.
QS. Yaasin(36):62
m. Mengenal Hawa (Hawa Nafsu)
“Terangkanlah kepadaku tentang orang-orang yang menjadikan hawa-nya
(hawa nafsu) sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara
atasnya?
Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar
(sam’a) atau berakal. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”.
QS. Al-Furqaan(25)43-44
n. Mengenal Nabi (pembawa risalah)
“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka Huud. Ia berkata:
“Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain
Dia. Kamu hanyalah mengada-ngadakan saja. Hai kaumku, aku tidak meminta
upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah
yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu berakal”.
QS. Huud(11):50-51
o. Dzikr dan Fikir Menuju Iman
“Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Al-Kitab (Al-Qur’an). Dan
Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah hak, akan
tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).
Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, dan menundukkan matahari
dan bulan, masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya),
supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua
buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan
kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan
tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berakal”.
QS. Ar-Ra’d(13):1-4
“..., Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan
untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal, ...”.
QS. An-Nahl(16):12
“..., Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang
memabukkan dan rezki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berakal, ...”.
QS. An-Nahl(16):67
“..., Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang
telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari
langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan
gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berakal (ulil Nuha), ...”.
QS. Thaahaa(20):53-54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar