Faqih (Sistem Manajemen Iman, Amal, Ilmu)

Definisi Faqih
"Pergilah kepada Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas.  Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka memahami (yafquhu) perkataanku".
QS. Thaahaa(20):24-28

Dada Lapang (Iman-Islam)
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memeberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.  Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.  Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman".
QS. Al-An'aam(6):125

Urusan Mudah (mudah beraktifitas, mudah berAmal Sholeh, Taqwa)
"...  Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya".
QS. At-Thalaaq(65):4

Lancar Bicara (Ilmu).
Dan janganlah kamu mengikuti (mengatakan) apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan (ilmu) tentangnya.  Sesungguhnya sistem pendengaran (sam'a), sistem penglihatan (abshor) dan sistem transformasi (fuad), semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban".
QS. Al-Israa'(17):36


Memperdalam Pengetahuan (Ilmu) Agama
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang).  Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan (firqoh) di antara mereka beberapa orang (Thooifah) untuk memperdalam pengetahuan (tafaqohu) mereka tentang din dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.
QS. At-Taubah(9):122




Meneliti dan Memikirkan Ayat-ayat Allah (kauniah dan qouliyah)
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai qolbu, tetapi tidak digunakan untuk memahami (yafqohu) (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (a’inun), tetapi tidak digunakan untuk melihat (abshar) (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (aadzanun), tetapi tidak digunakan untuk mendengar (sam'a) (ayat-ayat Allah).  Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.  Mereka itulah  orang-orang yang lalai".
QS. Al-A’raaf(7):179


Kepercayaan dan Keyakinan (Iman)
“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (sam’a) bacaanmu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas qolbu mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya (layafqohu) dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya.  Dan jikalau mereka melihat segala ayat (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya.  Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”.
QS. Al-Anaam(6):25


Jalan (Sabila) Benar yang Harus Diikuti
“Dan apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup".
"dan Kami adakan tutupan diatas qolbu mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya (layafqohu).  Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Qur'an, niscaya meraka berpaling ke belakang karena bencinya”.
"Kami telah mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir".
"Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu.  Karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar)".
QS. Al-Israa’(17):45-48


Petunjuk (Huda) Pelaksaan Perintah
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakannya oleh kedua tangannya?.  Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan diatas qolbu mereka, sehingga mereka tidak memahaminya (layafqohu), dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka, dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya”.
QS. Al-Kahfi(18):57


Menjaga Stabilitas dan Kesatuan (tidak bergolong-golongan)
“Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (syia’a) (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada (sebagian) kamu keganasan sebahagiaan yang lain.  Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (yafqohun)”.
QS. Al-An’aam(6):65
Syia'a adalah penggolongan berdasarkan figuritas seseorang atau produk pemahaman seseorang.


Menyampaikan Dakwah
"Pergilah kepada Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas.  Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka memahami (yafquhu) perkataanku".
"Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau".
"Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami".
"Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa".
QS. Thaahaa(20):24-36


Ta'at Kepada Rasul
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”.  Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”.  Maka , mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami (layafqohu) pembicaraan sedikitpun”.
“Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.  Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.  Dan cukuplah Allah sebagai saksi.”
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta’ati Allah.  Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta’atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.
QS. An-Nisaa’(4):78-80


Menjalankan Perintah Rasul dalam Kehidupan Sehari-hari
"Dan kepada (penduduk) Mad'yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib.  Ia berkata: "Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.  Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan.  Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)".
"Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan".
"Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman.  Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu".
"Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang diibadahi oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami.  Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi cerdas (rosid)".
"Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-nya aku dari pada-Nya rizki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)?.  Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang, aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan.  Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah.  Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali".
"Hai kaumku,  janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Huud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu".
"Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatllah kepada-Nya.  Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih".
"Mereka berkata:"Hai syu'aib, kami tidak banyak memahami (ma nafqoh katsiro) tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami, kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami".
"Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?.  Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan".
"Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula), kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta.  Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu".
"Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan Rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya".
"Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu.  Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa".
QS. Huud(11):84-95


Menjaga Kaum dari Ancaman
"Kemudian dia (Dzulkarnain) menempuh jalan (yang lain lagi).  Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati dihadapan kedua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak memahami (la yakaduna yafqohuna) keadaannya (yang sedang terancam)".
"Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka".
"Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dengan mereka".
"berilah aku potongan-potongan besi", hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu".
"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya".
"Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan janji Tuhanku itu adalah benar".
QS. Al-Kahfi(18):92-98


Menjalankan Perintah Jihad
"Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini".  Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panasnya", jikalau mereka memahami (yafqohun)".
QS. At-Taubah(9):81


 “Dan apabila diturunkan sesuatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-orang yang sanggup diantara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah kami berada bersama-sama orang-orang yang duduk".
"Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, Dan qolbu mereka telah dikunci mati, sehingga mereka tidak memahami (layafqohu)”.
QS. At-Taubah(9):86-87

“Dan apabila diturunkan suatu surat, sebagian mereka memandang kepada sebagian yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?".  Sesudah itu merekapun pergi, Allah telah memalingkan qolbu mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak memahami(layafqohu)”.
QS. At-Taubah(9):127

“Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”.  Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.  Mereka menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah.  Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan.  Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat memahami (layafquhun)”.
QS. Al-Munaafiquun(63):1-3

 “ Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang anshor): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)”.  Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami (layafquhun)”.
QS. Al-Munaafiquun(63):7

“Sesungguhnya kamu (Muhammad) dalam qolbu mereka lebih ditakuti daripada Allah.  Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada memahami (layafquhun)”.
QS. Al-Hasyr(59):13

"Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan: "Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu", mereka hendak merobah janji Allah.  Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami", demikian Allah telah menetapkan sebelumnya; mereka akan mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami".  Bahkan mereka tidak memahami (layafqohun) melainkan sedikit sekali".
QS. Al-Fath(48):15

"Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min untuk berperang.  Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh.  Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak memahami (layafqohun)".
QS. An-Anfaal(8):65


Dokumentasi Iman-Amal-Ilmu
“Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka bagimu ada tempat tetap (mustaqor) dan tempat simpanan (mustaud’a).  Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang memahami (yafquhun)”.
QS. Al-An’aam(6):98

Mutaqor = Tempat tinggal kita di dunia.
Mustaud'a = Tempat menyimpan seluruh dokumentasi hidup kita sebagai bekal untuk dihisab di akhirat.

"Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu jadi musuh bagi sebahagian lain.  Dan kamu mempunyai tempat kediaman (mustaqor) dan tempat kesenangan (mataaun)  di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan".
QS. Al-A'raaf(7):24

"Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam (mustaqor) binatang melata itu dan tempat penyimpanannya (mustaud'aaha).  Semuanya tertulis dalam kitab (dokumentasi) yang nyata".
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah diantara kamu yang lebih baik amalanya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Itu tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
QS. Huud(11):6-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar