Nafsu (Sistem Penggerak)

“Dan orang-orang itu sama bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai roh. Katakanlah: ‘Roh itu adalah urusan  Tuhanku dan kamu semua tidaklah diberi ilmu pengetahuan melainkan hanya sedikit sekali”.
QS. Al-Israa’(17):85

Diawal penciptaannya manusia berasal dari Tanah liat kering atau dari campuran Air Mani yang diproses sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk yang khas, dan setelah sempurna bentuknya, Allah mengutus malaikat untuk meniupkan Ruh.
Kata-kata ruh digunakan diawal penciptaan manusia, dan setelah itu digunakan kata Nafsu untuk mengantikan Ruh. Sehingga, pada masa hidupnya manusia terdiri dari Jasad (tubuh) dan Nafsu (jiwa).
“Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari nafsu (diri) mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.
QS. Yaa-Siin(36):36

“Dan di bumi itu terdapat ayat-ayat ( tanda-tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yaqin. Dan (juga) pada nafsu-mu sendiri. Maka apakah kamu tidak memiliki pandangan (abshar)”.
QS. Adz-Dzaariyat(51)20-21

Dengan demikian meneliti dan mengamati apa yang ada dalam diri manusia adalah suatu kewajiban bagi kita, supaya dapat mengenal berbagai komponen yang ada dalam diri manusia, serta mengerti dan memahami fungsi-fungsinya.

Definisi Nafsu
Berdasarkan Fungsi dan Kondisi Nafsu sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi (disampaikan dibawah), maka nafsu didefinisikan sebagai berikut:
“Nafsu adalah Jiwa (Roh, Nyawa, Sukma atau yang semakna dengan itu) jamaknya berbunyi anfus, yaitu suatu komponen dalam diri manusia yang menentukan Hidup atau Mati-nya manusia, menerima ke-Fujur-an atau ke-Taqwa-an, berkondisi Suci atau Kotor, menggerakkan (mendorong, memotifasi) komponen-komponen lain pada diri manusia agar dapat mencari, menerima, menyimpan dan menjaga Petunjuk (al-Haq atau Wahyu) atau Kesesatan (Bathil atau Hawa) yang dijadikan sebagai landasan ilmu (prosedur, tatacara, aturan, hukum) untuk melakukan Amal (Kebajikan atau Kejahatan) yang akan diper-Tanggung-Jawab-kan (Hisab) dihadapan Allah”.


Fungsi Nafsu

a.       Hidup dan Mati
“Allah yang mengambil nafsu (jiwa) itu ketika wafatnya dan ketika tidurnya sebelum wafat, lalu ditahannya nafsu yang sudah wafat, serta dikembalikan nafsu yang lain (yang sedang tidur), sampai waktu yang ditentukan”.
QS. Az-Zumar(39):42

“Tiap-tiap nafsu (yang berjiwa) akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.
QS. Ali’Imran(3):185

“Tiap-tiap nafsu (yang berjiwa) akan merasakan mati. Kami akan menguji dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”.
QS. Al-Anbiyaa’(21):35
Lihat Juga: QS. Al-Ankabuut(29):57

b.      Menerima Beban
 “Allah tidak membebani nafsu (jiwa) melainkan sesuai kesanggupannya.  Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang dikerjakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
QS. Al-Baqarah(2):286

“..., Kami tidak memikulkan beban kepada  nafsu seseorang melainkan sekedar kesanggupannya,...”.
QS. Al-An’aam(6):152

“dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh. Kami tidak memikulkan kewajiban kepada nafsu seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni surga, mereka kekal didalamnya”.
QS. Al-A’raaf(7):42

“Kami tiada membebani nafsu seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran (maksudnya: kitab tempat malaikat-malaikat menuliskan perbuatan-perbuatan seseorang, baik dan buruk, yang dibacakan di hari kiamat), dan mereka tidak dianiaya”.
QS. Al-Miminuun(23):62

c.       Menerima Fujur atau Taqwa
 “Dan nafsu (jiwa) serta penyempurnaannya (penciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada nafsu itu (jalan) kefujuran (fujur) dan ketaqwaan (taqwa). Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya (suci). Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (kotor).”
QS. Asy-Syams(91):7-10

d.      Mendapat Petunjuk atau Sesat
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah nafsu-mu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.  Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
QS. Al-Maa-idah(5):105

“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan nafsu-nya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatan itu untuk kecelakaan nafsu-nya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu”.
QS. Yunus(10):108

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam nafsu mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.
QS. An-Nisaa’(4):65

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah nafsu-mu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
QS. At-Tahrim(66):6

“Sesungguhnya telah datang dari Tuhan-mu bukti-bukti yang terang, maka barangsiapa melihat (kebenaran itu) maka (manfaatnya) bagi nafsu-nya sendiri, dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu)”.
QS. Al-An’aam(6):104
Lihat Juga: QS.An-Nisaa’(4):110-113;

e.       Menerima Wahyu atau Hawa
“Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa-nya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat. ... . (23) Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakan, Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)-nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh Hawa-Nafsu (tahwal-anfus) mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”.
QS. An-Najm(53):1-23
Lihat Juga: QS. Faathir(35):32; An-Naml(27):92

Dari Abu Muhammad ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al’Ash radhiyallahu’anhuma telah berkata: ‘Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga hawa-nya mengikuti apa yang telah aku bawa”.
Hadits Shahih riwayat Imam Nawawi dalam Hadits Arba’in

f.       Mendorong Amal, Perubahan dan Jihad
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi nafsu-mu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi nafsu-mu sendiri”.
QS. Al-Israa’(17):7

“Barangsiapa berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat untuk (keselamatan) nafsu-nya sendiri, dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) nafsu-nya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.
QS. Al-Israa’(17):15

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu ni’mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu sendiri merubah apa yang ada pada nafsu-nya sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
QS. Al-Anfaal(8):53

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk nafsu-nya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
QS. Al-Ankabuut(29):6

“Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu, dan barangsiapa yang beramal-saleh maka untuk nafsu-nya sendiri”.
QS. Ar-Ruum(30):44

“Kami limpahkan keberkahan atasnya (Ibrahim) dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang muhsin dan zalim terhadap nafsu-nya sendiri dengan nyata”.
QS. Ash-Shaffaat(37):113

g.      Menjadi Saksi
“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap nafsu-mu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu”.
QS. An-Nisaa’(4):135

“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas nafsu-nya.  Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya”.
QS. Al-Qiyamah(75):13-15

“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas nafsu kami sendiri’, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas nafsu mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang kafir”.
QS. Al-An’aam(6):130

h.      Pertanggung-Jawaban dan Hisab
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dalam nafsu-mu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
QS. Al-Baqarah(2):284

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh nafsu-nya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
(yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang hadir.
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.
Dan ditiuplah sangsakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.
Dan datanglah tiap-tiap nafsu (jiwa), bersama dengan dia ada malaikat pengiring dan malaikat penyaksi”.
QS. Qaaf(50):16-21

“Maka pada hari itu nafsu tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan”.
QS. Yaa-siin(36):54

“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur’an itu agar masing-masing nafsu tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa’at selain daripada Allah. Dan jika ia menembus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu”.
QS. Al-An’aan(6):70

“Katakanlah: ‘Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada nafsu-nya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan”.
QS. Al-An’aam(6):164

“Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan nafsu-nya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami”.
QS. Al-A’raaf(7):9

“Dan jagalah dirimu dari (‘azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) nafsu (jiwa) seseorang tidak dapat menolong nafsu (jiwa) orang lain, walau sedikitpun, dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka ditolong”.
QS. Al-Baqarah(2):48

“Tiap-tiap nafsu bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya”.
QS. Al-Muddatstsir(74):38

“maka tiap-tiap nafsu akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya”.
QS. At-Takwiir(81):14
Lihat Juga: QS. Al-Infithaar(82):5,19; Yunus(10):30; Az-Zumar(39):70; Fushshilat(41):46; Al-Jaatsiyah(45):22

Kondisi Nafsu
1.  Nafsu Taqwa
“..., Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu, maka janganlah kamu mengatakan nafsu (jiwamu) suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa”.
QS. An-Najm(53):32

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan-qulub”.
QS. Al-Hajj(22):32

“..., Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu, ...”.
QS. Al-Hujuraat(49):13

2.  Nafsu Tenang
 “Hai nafsu (Jiwa) yang tenang (nafsul mutmai’nnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridho ( puas) lagi di ridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku”.
QS. Al-Fajr(89):27-30

3. Nafsu Beriman, Berhijrah dan Berjihad
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?.
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan nafsu (jiwamu). Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam  syurga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar”.
QS. Ash-Shaff(61):10-12
Lihat Juga: QS. Al-Anfaal(8):72; At-Taubah(9):20,41,44-45,111,118

4.  Nafsu Suci
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil(orang lain) untuk memikul dosa itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatnya, dan mereka mendirikan sholat. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan nafsu (jiwa) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembalimu”.
QS. Faathir(35):18

5. Nafsu terhindar dari Hawa
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan nafsu dari dorongan hawa, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya”.
QS. An-Naazi’aat(79):40-41

Nafsu Fujur

1.  Nafsu Kafir
“Dan Janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik perhatianmu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu agar melayang nafsu (nyawa) mereka dalam keadaan kafir”.
QS. At-Taubah(9):85

2. Nafsu Jahat
 “Dan aku (Yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan (nafsu amaratun bissuu’), kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.  Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
QS. Yusuf(12):53

3. Nafsu Penyesal
“Dan Aku bersumpah dengan nafsu (jiwa) yang amat menyesali (dirinya sendiri) (nafsu lawwamah)”.
QS. Al-Qiyamah(75):2

4.  Nafsu Teraniaya
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada dalam qulub mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari pada mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada nafsu (jiwa)  mereka.
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk dita’ati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya nafsu-nya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.
QS. An-Nisaa’(4):63-64

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya nafsu-nya, (kepada mereka) malaikat berkata: ‘Dalam keadaan bagaimana kamu ini?’. Mereka menjawab: ‘adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)’. Para malaikat berkata: ‘Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’. Orang-orang itu tempatnya neraka jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.
Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).
Mereka itu, mudah-mudahan Allah mema’afkannya. Dan adalah Allah Maha Pema’af lagi Maha Penyayang”.
QS. An-Nisaa’(4):97-99

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: ‘Telah diwahyukan kepada saya’, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: ‘Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah’. Alangkah dahsyatnya jikalau engkau melihat diwaktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): ‘Lepaskanlah nafsumu (jiwa)”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”.
QS. Al-An’am(6):93

“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh), hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: ‘Di mana (berhala-berhala) yang kamu sembah selain Allah?’, orang-orang musyrik menjawab: ‘Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami’, dan mereka mengakui terhadap nafsu mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir”.
QS. Al-A’raaf(7):37

“Keduanya (Adam dan Hawa) berkata: ‘Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya nafsu kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.
QS. Al-A’raaf(7):23
Lihat Juga: At-Taubah(9):70; Yunus(10):44; Ash-Shaffaat(37):113; Al-Qashash(28):16

5. Nafsu Merugi
“Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al-Qur’an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al-Qur’an itu berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: ‘Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa’at yang akan memberi syafa’at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?’, Sungguh mereka telah merugikan nafsu-nya sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan”.
QS. Al-A’raaf(7):53

6. Nafsu Egois
“Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh”.
QS. Al-Maa-idah(5):70

7.  Nafsu Pembujuk
 “Samiri menjawab: ‘Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsu membujukku”.
QS. Thaahaa(20):96

8. Nafsu Penyebab Bencana
“Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) nafsu-mu.  Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi”.
QS. An-Nisaa’(4):79

9. Nafsu Makar (Terpedaya)
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan nafsu-nya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya”.
QS. Al-An’aam(6):123

10. Mendustai Nafsu
“Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap nafsu-nya sendiri dan hilanglah daripada mereka sesembahan-sesembahan yang dahulu mereka ada-adakan”.
QS. Al-An’aam(6):24

11. Mencintai Nafsu
“Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai nafsu mereka sendiri daripada mencintai diri Rasu, ...”.
QS. At-Taubah(9):120

12.  Nafsu Binasa
“Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan nafsu mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari”.
QS. Al-An’aam(6):26

“Maka apakah orang yang dijadikan (syaithon) menganggap baik pekerjaannya yang buruk, lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak di tipu syaithon)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, maka janganlah nafsu-mu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
QS. Faathir(35):8

13. Nafsu Lupa
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa terhadap nafsu mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik”.
QS. Al-Hasyr(59):19

14. Hawa Nafsu
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakan, Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)-nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh Hawa-Nafsu (tahwal-anfus) mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka”.
QS. An-Najm(53):23
Lihat Juga: QS. Ar-Ra’d(13):37; Al-Maaidah(5):30;

Kesimpulan
“Nafsu sebagai motor penggerak seluruh aktifitas manusia baik fisik maupun non-fisik, akan senantiasa dipengaruhi oleh dua sumber penggerak yang berbeda yaitu Wahyu dan Hawa. Wahyu itu sendiri adalah Al-Qur’an yang disampaikan Allah kepada Muhammad Rosulullah (melalui tabir atau malaikat) dan telah sampai kepada kita, sedangkan Hawa berasal dari dorongan-dorongan diri kita sendiri yang memang telah diciptakan berkondisi cenderung melakukan kebaikan atau kejelekan dan sangat dipengaruhi oleh bisikan-bisikan Syaithon.
Jadi tugas kita adalah berusaha agar Al-Qur’an senantiasa menjadi sahabat hidup kita, dan menekan dorongan hawa dengan cara mengikuti Sunnah Rasulullah dan juga para Shahabat Nabi yang mendapat petunjuk”.

“Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang (syaithon) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa-nya.
(Apakah) perumpamaan (penghuni) syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?
Dan diantara mereka (Kafir dan munafik) ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka ke luar dari sisimu (Muhammad) mereka berkata kepada orang yang telah di beri ilmu pengetahuan (ulul ilmi yaitu sahabat-sahabat Nabi): “Apakah yang dikatakannya tadi?”.  Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati qolbu mereka oleh Allah dan mengikuti hawa  mereka.
Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaan”.
QS. Muhammad(47):14-17

1 komentar: